Provinciya.net – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) membuka kesempatan pendaftaran di Universitas Al-Azhar Mesir.
Dilansir dari Kementerian Agama, pendaftaran ini meliputi jalur beasiswa dan non beasiswa.
Kesempatan ini terbuka bagi lulusan Madrasah Aliyah dan Pesantren yang ingin melanjutkan studi di Mesir.
Dirjen Pendidikan Islam Kementerian Agama M.
- Anies Mengklaim Memenangkan 3 Daerah, PDIP Hal Itu Dibuktikannya Di Lapangan
- Johnny J Plate Jadi Tersangka, Demokrat Sebut Koalisi Perubahan Tak Terpengaruh
- Ganjar Pranowo Ungkap Pesan Megawati Di PPP
- Johnny G Plate Ditetapkan Sebagai Tersangka, PKS Insya Allah, Koalisi Untuk Perubahan Akan Tetap Kuat
- NasDem Meminta Kasus Johnny G Plate Bebas Dari Campur Tangan Politik
“Beasiswa untuk 20 orang diberikan oleh Al-Azhar melalui Kedutaan Besar Mesir di Jakarta dan seleksi dilakukan oleh Kementerian Agama,” kata Ali Ramdani dalam keterangannya, Jumat (12/05/2023).
Selain lulusan Madrasah Aliyah dan Pesantren, lanjutnya, kesempatan ini juga terbuka bagi calon santri pemegang ijazah Madrasah Aliyah Mui seluruh Indonesia.
Ali menjelaskan, kemungkinan merujuk pada surat Wakil Kepala Kantor Syekh Agung Al-Azhar yang sudah ada sejak 2022.
“Kejadiannya seperti itu di tahun-tahun sebelumnya,” katanya.
Sementara itu, Direktur Pendidikan Tinggi Agama Islam M Zainul Hamdi menjelaskan, Tes Kemampuan Bahasa atau Iktibar Tashfiyah/Tahdid Mustawa akan diselenggarakan pada 25-27 Mei 2023 oleh Markaz Sheikh Zayed (MSZ) Kairo.
Sementara itu, pengumuman hasil ujian akan diumumkan pada Selasa, 30 Mei 2023.
“Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) akan dilaksanakan pada tanggal 31 Mei dan 1 Juni 2023 dan hasilnya akan diumumkan pada tanggal 5 Juni 2023,” ujarnya.
Ketentuan pendaftaran Universitas Al-Azhar Mesir adalah sebagai berikut:
1. Calon santri yang akan melanjutkan studi di Al-Azhar Mesir hanya lulusan Madrasah Aliyah dan Pesantren.
2. Madrasah Aliyah dan Pondok Pesantren harus terakreditasi oleh Kementerian Agama
3. Mampu berbicara bahasa yang ditentukan oleh Al-Azhar
4. Peluang ke Al-Azhar melalui beasiswa dan non beasiswa tergantung dari hasil ujian Ikhtibâr Tashfiyah/Tahdîd Mustawâ dan Tes Wawasan Kebangsaan.
5. Beasiswa penuh hanya diberikan kepada 20 calon mahasiswa terbaik berdasarkan hasil uji kelayakan.
6. Calon penerima beasiswa dapat mendaftar secara mandiri (non beasiswa).
7. Calon mahasiswa yang dinyatakan lulus ujian (passing grade) ditawarkan oleh Kementerian Agama secara non beasiswa dan berhak melanjutkan ke tahapan master bahasa, pendaftaran dan pendaftaran.
Zainul Hamdi menjelaskan, calon mahasiswa yang lulus bisa melanjutkan studi magister bahasa di lembaga yang diakui Universitas Al-Azhar.
Kemudian, para calon mahasiswa ini juga dapat melakukan tahapan pendaftaran dan pendaftaran di Universitas Al-Azhar.
Tahap pendaftaran ini dapat dilakukan secara individu maupun kolektif melalui lembaga yang terpercaya.
“Calon santri lulusan Madrasah Aliyah dan Pesantren yang telah mendapatkan akreditasi resmi (mu’Ada) di tingkat SMA Al-Azhar dapat memilih untuk mengikuti Ikhtibar Tashfiyah/Tahdîd Mustawâ ini atau proses langsung dan mandiri, serta mengikuti pelatihan bahasa dalam bahasa yang diakui Al-Azhar,” pungkas Zainul Hamdi.